Selasa, 11 Desember 2012

Keracunan itu rasanya........


Dari lahir,gue enggak pernah alergi pada suatu jenis makanan atau minuman tertentu. Yah,mulut ini memakan apa saja yang ada. Mau enak atau enggak enak-walopun lidah gue tetep bisa ngebedain mana yang enak apa enggak. Rasanya bebas dan enggak  pusing dengan makanan apa yang ada. Beberapa kali pernah mengalami masalah pada perut ketika makan jenis tertentu. Tapi gue enggak pernah kapok untuk memakannya lagi dimasa depan. Sampai akhirnya gue mengalami yang namanya keracunan.
Gue inget pas kelas 2 SMA, Sobat gue Cindy berulang tahun dan kita bertiga (tambah satu Hilya-red) merayakan kecil kecilan disalah satu restaurant terdekat.  Tentu saja Cindy yang traktir. Kita bertiga makan dengan menu yang sama yaitu carbonara fettucini dengan isi seafood.


 Yang mana itu adalah salah satu makanan kesukaan gue pada saat itu. Dengan porsi yang cukup besar dan seafood yang terdiri dari cumi dan udang tampak sangat menggiurkan karena potongannya yang jumbo jumbo.Kita bener bener have fun dan tidak ada masalah sampai malam hari.
Tepat jam 1 dini hari,gue yang udah tertidur nyenyak terbangun karena merasakan gangguan pada perut dan harus segera ke toilet. Tepat banget bokap baru pulang dan tengah mandi. Gue sambil menahan sakit pada perut terduduk di tangga menunggu bokap selesai mandi. Bokap keluar dan tampak terkejut melihat gue yang berada di tangga. Gue hanya bilang sakit perut dan berada di toilet. Ternyata enggak cukup berada di toilet sekali. Harus beberapa kali. Dan akhirnya gue merasakan eneg dan selanjutnya adalah gue muntah muntah sampai setengah 3 pagi. Gue bener bener lemes sampe bokap nyokap memutuskan untuk membawa gue ke UGD RS terdekat.
Berjalan pun gue enggak sanggup. AC UGD sangat dingin,gue sampe duduk meringkuk untuk menunggu di periksa lebih lanjut. Lalu aku berada diruang perawatan,serem banget.Dokter memeriksa gue dan menjelaskan kalau gue mengalami keracunan-dan makanan terakhir gue makan adalah fettucine seafood itu. Yah,gue keracunan  seafood untuk pertama kalinya. Sang Dokter mengiinfus gue untuk mengganti semua cairan yang terbuang.Syukurlah, Gue enggak lagi muntah muntah-setelah baikkan gue dipulangkan dan istirahat seharian penuh.
Gue makan fettucine itu sekitar jam 8-9malam,dan gue baru mengalami efek keracunan itu tepat jam 1 dini hari. Anehnya,kedua sobat gue enggak mengalami hal yang sama kayak gue. Padahal menu Kami sama. Mungkin ini kesialan gue.
Sejak hari naas itu,gue enggak pernah bisa memakan fettucine seafood lagi. Hanya mencium baunya saja,gue merasakan mual dan mengingat saat gue muntah enggak berhenti. Bau itu sangat terasa dihidung dan tenggorokanku.Tapi gue mencoba biasa saja,saat Sabeth memakan fettucine seafood-gue yang duduk di depannya berusaha untuk biasa saja. Sementara Dia sempat say sorry to me. Untuk restaurant itu pun,gue enggak pernah nuntut ataupun pun mengumbar umbar kalau restaurant itu menghidangkan seafood yang sudah tak fresh lewat media social. Orang orang jaman sekarang,kepuasaan atau enggaknya pada saat makan di suatu restaurant tertentu,suka langsung dipost lewat media social entah Service yang jeleklah,enak apa enggaknya lah,apalagi kalau keracunan.  Mereka merasa itu pantas dilakukan. Yah,enggak salah sih. Tapi saran gue pribadi kalau emang merasa keberatan dengan sesuatu di dalam restaurant ,apapun itu.Lebih baik langsung berbicara face to face dengan MOD(Manager On Duty) . Dengan etika yang sopan,sekesal kesalnya lo. Pasti manager itu bakal menindaklanjuti dan menghargai keluhan lo. Daripada lo ngumbar ngumbar lewat media social. Apalagi dengan twitter dengan langsung mention account restaurant tersebut.  Haish enggak deh,memalukan banget. Semua kesalahan bisa terjadi karena kita ini manusia yang berinteraksi dan hidup dengan manusia manusia.  Gue berpikir kalau pada saat gue keracunan itu hanyalah nasib jelek gue aja.  Karena sebelumnya gue udah berkali kali menikmati hidangan itu dengan selamat,hihi.Yah,kadang harus ada situasi baru biar nambah pengalaman enggak monoton gitu gitu aja,right?
Nah,sekitar 3-4tahun berlalu sejak hari bersejarah itu,hari ini Alex(kakak gue yang bastard-red) membawakan makanan bungkusan putih . Gue yang enggak tahu itu apa menerimanya,sementara gue sempet melihat dia menatap gue dengan muka cengengesannya itu. Pas gue buka,
JENG JENG!
Waktu mempertemukan Gue lagi dengan fettucine carbonara seafood. Ketika gue membuka makanan itu,Alex sudah hilang dari pandangan. Emang BASTARD tuh anak. Gue langsung berteriak dengan kalimat sumpah serapah.
Ayolah,ini emang makanan kesukaan dia. Tapi kan ada banyak menu di resto itu,kenapa harus menu yang sama dengan menu yang bikin gue keracunan? Padahal dia tahu kalau gue sekarang beralih pada yummynya Lasagna.  Tapi ini orang,haish JINJA!!
Dia mengunci kamarnya dan menjawab kalau dia enggak tahu kalau gue udah enggak makan menu tersebut. Bastard itu enggak mungkin enggak tahu karena dia adalah satu satunya sodara gue dan hampir seumuran sama gue! Gue hidup selama 20tahun ini berada di deket anak sableng itu. Kemudian Alex berteriak kepada Gue untuk memakannya.
Yah,gue putuskan untuk  mencobanya-enggak ada salahnya untuk mencoba kan?Sapa tahu rasa trauma pada diri gue udah hilang. Gue kunyah potongan kecil hingga habis.
Rasa ini..
Ya ampun amis banget dan gue merasa eneg sampe buru buru gue minum air putih untuk menghilangkan rasa ini. Tapi rasa itu terus membekas pada mulut sampe gue kalang kabut untuk mencari makanan yang bisa menghilangkan. Gue memasukkan potongan  brownies ke dalam mulut.
Gue menghela nafas,yah masa  gue emang udah berakhir dengan fettucine carbonara ini. Enggak ada cara untuk berbaikan kembali.
Gue berteriak kepada Alex untuk memakannya. Gue enggak bisa menelannya lagi. Dia berteriak dan mengatai gue belagu. Emang bocah bastard. Sekali kali dia emang perlu merasakan keracunan sama makanan yang dia suka. Gue mengomel dengan berbagai bahasa,dan tentu saja nyokap selalu membelanya,
“Udah sih makan aja dek..Mama aja belum makan.”
“Makan lah ini. Gue enggak mau. Gue udah coba,tapi enggak bisa.”
“Yaa..mama juga lagi eneg.”
See? Emang yah orangtua itu.
Yah walopun gue enggak bisa berbaikan dengan fettucine carbonara seafood-gue enggak akan mati ko. Gue hanya bisa memaafkan,dan memakan beribu ribu makanan lain di muka bumi ini. Adios!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar