Dari lahir,gue enggak pernah alergi pada
suatu jenis makanan atau minuman tertentu. Yah,mulut ini memakan apa saja yang
ada. Mau enak atau enggak enak-walopun lidah gue tetep bisa ngebedain mana yang
enak apa enggak. Rasanya bebas dan enggak
pusing dengan makanan apa yang ada. Beberapa kali pernah mengalami
masalah pada perut ketika makan jenis tertentu. Tapi gue enggak pernah kapok
untuk memakannya lagi dimasa depan. Sampai akhirnya gue mengalami yang namanya
keracunan.
Gue inget pas kelas 2 SMA, Sobat gue Cindy
berulang tahun dan kita bertiga (tambah satu Hilya-red) merayakan kecil kecilan
disalah satu restaurant terdekat. Tentu
saja Cindy yang traktir. Kita bertiga makan dengan menu yang sama yaitu
carbonara fettucini dengan isi seafood.
Yang mana itu adalah salah satu makanan
kesukaan gue pada saat itu. Dengan porsi yang cukup besar dan seafood yang
terdiri dari cumi dan udang tampak sangat menggiurkan karena potongannya yang
jumbo jumbo.Kita bener bener have fun dan tidak ada masalah sampai malam hari.
Tepat jam 1 dini hari,gue yang udah
tertidur nyenyak terbangun karena merasakan gangguan pada perut dan harus
segera ke toilet. Tepat banget bokap baru pulang dan tengah mandi. Gue sambil
menahan sakit pada perut terduduk di tangga menunggu bokap selesai mandi. Bokap
keluar dan tampak terkejut melihat gue yang berada di tangga. Gue hanya bilang
sakit perut dan berada di toilet. Ternyata enggak cukup berada di toilet
sekali. Harus beberapa kali. Dan akhirnya gue merasakan eneg dan selanjutnya
adalah gue muntah muntah sampai setengah 3 pagi. Gue bener bener lemes sampe
bokap nyokap memutuskan untuk membawa gue ke UGD RS terdekat.
Berjalan pun gue enggak sanggup. AC UGD
sangat dingin,gue sampe duduk meringkuk untuk menunggu di periksa lebih lanjut.
Lalu aku berada diruang perawatan,serem banget.Dokter memeriksa gue dan
menjelaskan kalau gue mengalami keracunan-dan makanan terakhir gue makan adalah
fettucine seafood itu. Yah,gue keracunan
seafood untuk pertama kalinya. Sang Dokter mengiinfus gue untuk mengganti
semua cairan yang terbuang.Syukurlah, Gue enggak lagi muntah muntah-setelah
baikkan gue dipulangkan dan istirahat seharian penuh.
Gue makan fettucine itu sekitar jam
8-9malam,dan gue baru mengalami efek keracunan itu tepat jam 1 dini hari.
Anehnya,kedua sobat gue enggak mengalami hal yang sama kayak gue. Padahal menu
Kami sama. Mungkin ini kesialan gue.
Sejak hari naas itu,gue enggak pernah bisa
memakan fettucine seafood lagi. Hanya mencium baunya saja,gue merasakan mual
dan mengingat saat gue muntah enggak berhenti. Bau itu sangat terasa dihidung
dan tenggorokanku.Tapi gue mencoba biasa saja,saat Sabeth memakan fettucine
seafood-gue yang duduk di depannya berusaha untuk biasa saja. Sementara Dia
sempat say sorry to me. Untuk restaurant itu pun,gue enggak pernah nuntut
ataupun pun mengumbar umbar kalau restaurant itu menghidangkan seafood yang
sudah tak fresh lewat media social. Orang orang jaman sekarang,kepuasaan atau
enggaknya pada saat makan di suatu restaurant tertentu,suka langsung dipost lewat
media social entah Service yang jeleklah,enak apa enggaknya lah,apalagi kalau
keracunan. Mereka merasa itu pantas
dilakukan. Yah,enggak salah sih. Tapi saran gue pribadi kalau emang merasa
keberatan dengan sesuatu di dalam restaurant ,apapun itu.Lebih baik langsung
berbicara face to face dengan MOD(Manager On Duty) . Dengan etika yang
sopan,sekesal kesalnya lo. Pasti manager itu bakal menindaklanjuti dan
menghargai keluhan lo. Daripada lo ngumbar ngumbar lewat media social. Apalagi
dengan twitter dengan langsung mention account restaurant tersebut. Haish enggak deh,memalukan banget. Semua
kesalahan bisa terjadi karena kita ini manusia yang berinteraksi dan hidup
dengan manusia manusia. Gue berpikir
kalau pada saat gue keracunan itu hanyalah nasib jelek gue aja. Karena sebelumnya gue udah berkali kali
menikmati hidangan itu dengan selamat,hihi.Yah,kadang harus ada situasi baru
biar nambah pengalaman enggak monoton gitu gitu aja,right?
Nah,sekitar 3-4tahun berlalu sejak hari
bersejarah itu,hari ini Alex(kakak gue yang bastard-red) membawakan makanan
bungkusan putih . Gue yang enggak tahu itu apa menerimanya,sementara gue sempet
melihat dia menatap gue dengan muka cengengesannya itu. Pas gue buka,
JENG JENG!
Waktu mempertemukan Gue lagi dengan
fettucine carbonara seafood. Ketika gue membuka makanan itu,Alex sudah hilang
dari pandangan. Emang BASTARD tuh anak. Gue langsung berteriak dengan kalimat
sumpah serapah.
Ayolah,ini emang makanan kesukaan dia. Tapi
kan ada banyak menu di resto itu,kenapa harus menu yang sama dengan menu yang
bikin gue keracunan? Padahal dia tahu kalau gue sekarang beralih pada yummynya
Lasagna. Tapi ini orang,haish JINJA!!
Dia mengunci kamarnya dan menjawab kalau
dia enggak tahu kalau gue udah enggak makan menu tersebut. Bastard itu enggak
mungkin enggak tahu karena dia adalah satu satunya sodara gue dan hampir
seumuran sama gue! Gue hidup selama 20tahun ini berada di deket anak sableng
itu. Kemudian Alex berteriak kepada Gue untuk memakannya.
Yah,gue putuskan untuk mencobanya-enggak ada salahnya untuk mencoba
kan?Sapa tahu rasa trauma pada diri gue udah hilang. Gue kunyah potongan kecil
hingga habis.
Rasa ini..
Ya ampun amis banget dan gue merasa eneg
sampe buru buru gue minum air putih untuk menghilangkan rasa ini. Tapi rasa itu
terus membekas pada mulut sampe gue kalang kabut untuk mencari makanan yang
bisa menghilangkan. Gue memasukkan potongan
brownies ke dalam mulut.
Gue menghela nafas,yah masa gue emang udah berakhir dengan fettucine
carbonara ini. Enggak ada cara untuk berbaikan kembali.
Gue berteriak kepada Alex untuk memakannya.
Gue enggak bisa menelannya lagi. Dia berteriak dan mengatai gue belagu. Emang
bocah bastard. Sekali kali dia emang perlu merasakan keracunan sama makanan
yang dia suka. Gue mengomel dengan berbagai bahasa,dan tentu saja nyokap selalu
membelanya,
“Udah sih makan aja dek..Mama aja belum makan.”
“Makan lah ini. Gue enggak mau. Gue udah coba,tapi
enggak bisa.”
“Yaa..mama juga lagi eneg.”
See? Emang yah orangtua itu.
Yah walopun gue enggak bisa berbaikan dengan
fettucine carbonara seafood-gue enggak akan mati ko. Gue hanya bisa
memaafkan,dan memakan beribu ribu makanan lain di muka bumi ini. Adios!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar